Keridhaan suami bakal berbuah surga, seperti suatu hadis yg menyebut apabila istri wafat dunia dalam kondisi suami ridha padanya sehingga istri dapat masuk surga.
“Jika satu orang perempuan mengerjakan shalat lima waktunya, berpuasa di bln Ramadhannya, menjaga kemaluannya, & menaati suaminya, sehingga dikatakan kepadanya, ‘Masuklah ke surga dari pintu mana saja yg engkau suka’. HR. Ahmad, no. 1664. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’, no. 660.
Perkara ridha suami bukan elemen yg mungil, lantaran memang lah berhubungan bersama surga & neraka. Bahaya perempuan pembangkang (nuyuz), terhadap suami yg mengakibatkan dia jadi tak ridha kepada istrinya memang lah memang mendapat perhatian dalam Islam. Sebab ketaatan istri pada suami yaitu bidang dari rumahtangga yg diridhoi oleh Allah. Dapat tapi tak selamanya perintah suami, lebih-lebih suami yg tak sholeh & tak memahami agama bersama benar, sampai melanggar syariat boleh ditaati, bahkan seharusnyalah istri menolaknya bersama lembut, baik & diupayakan tak menyinggung suami.
Rasulullah pula mengisyaratkan ada beberapa perihal di mana seorang tak butuh mentaati seorang ketika menyuruh berbuat maksiat :
“Tidak ada ketaatan pada makhluk dalam aspek kemaksiatan pada Allah Azza wa Jalla.”( HR. Ahmad, no. 1098, & yang lain. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’, no. 7520).
Dulu, dalam kondisi apa saja istri boleh tak mentaati perintah atau keinginan suaminya?
1. Ketika suami menyuruh istri berbuat syirik atau kufur
Apapun alasannnya meskipun buat keamanan atau terhindar dari bahaya bila caranya bersama mendatangi dukun, mengalungkan jimat, mencari penglaris atau menyuruh utk pindah agama atau tak boleh lagi beribadah, sehingga faktor tersebut layak di tolak.
2. Suami menyuruh utk memutuskan interaksi silaturahim dgn keluarga, atau orang lain dgn argumen yg tak masuk akal atau tak terang. Dikarenakan jelas-jelas Islam menyuruh umatnya utk meneruskan tali silaturahmi & mengungkap bahayanya pemutus tali silaturahmi, adalah neraka.
3. Suami menyuruh istri buat terhubung auratnya di muka umum. Bagaimanapun serta mestinya sang suami malah melinadungi istri dari bahaya fitnah & kemaksiatan, bukan malahs ebaliknya.
4. Suami meminta Istri berhubungan intim dalam kondisi haid atau melalui dubur. Elemen ini amat sangat dilarang dalam agama. Sebaiknya para suami menahan diri dari aksi seperti itu.
5. Suami menyuruh istri bekerja dirumah bersama keras, sedangkan dia cuma bermalas-malasan saja. Ini fungsi yg terbalik, dikarenakan istri semestinya dihargai sbg ratu rumahtangga.
Bila dirinya bekerja bukan sebab suruhan suami, tetapi lantaran benar-benar berniat buat menolong perekonomian keluarga, menjadi bukan elemen yg pokok istri mencukupi keperluan keluarga.
6. Suami membawa harta-harta istri tidak dengan ridha istri & tidak dengan hak. Lantaran terhadap dasarnya harta istri merupakan hak istri sendiri, apabila suami memerlukan harta istri, sehingga mesti memintanya secara yg ma’ruf.
Ada suatu kisah sahabata Rasulullah yg miskin, meskipun istrinya tajir, ini berarti bila harta suami yakni harta dengan, namun harta istri memang lah hartanya dengan cara pribadi, & kewajiban suamilah yg mencukupi keperluan keluarga.
Begitu rekan Ummi sekian banyak poin yg jadi perhatian dalam kehidupan rumahtangga. Ketaatan istri kepada suami yaitu surga, dapat namun bukan dalam seluruh elemen. Mudah-mudahan Allah membimbing keluarga muslim dalam jalan yg Ridhoi-Nya. [tolong sebarkanlah]
0 Komentar