Saat petugas merazia mereka, Rabu (17/2/2016) siang, para pengemis dan pengamen itu sudah menggembol uang ratusan ribu.
Seperti diperoleh Umar Sani, pengemis yang memiliki becak motor dan mengemis bersama putranya. Bocah berusia dua tahun itu terus dalam gendongan selendangnya.
Memang bocah ini terlihat autis. Siapa pun yang melihat mesti merasa iba dan kasihan.
Berdiri di jalan raya di antara deretan mobil menuju Bandara Juanda, Umar terus beraksi dengan ekspresi penuh belas kasihan. Pakaiannya yang lusuh semakin membuat penggunda jalan merasa iba.
Namun, saat kena razia petugas gabungan Bandara Juanda, Rabu (17/2/2016), pemandangan pada diri Umar tersebut akhirnya sirna.
Tak disangka, tas dekilnya berisi lembaran uang. Setelah dihitung ada setidaknya Rp 156.000. Ini uang yang tampak di tas cokleat jeleknya.
Petugas meyakini masih ada uang yang digembol lainnya. Petugaa merazia Umar pukul 13.00.
"Itu uang dari jam 10.00 selama saya keluar dan mangkal di perempatan Juanda. Tidak. Saya tidak punya uang lain," bantah Umar.
Umar memang langsung menunjukkan identias. KTP dan STNK motor juga punya. Petugas yang sempat jengkel meminta mengeluarkan isi tasnya.
Dari dalam tas kecilnya, menyembul buntalan uang pecahan Rp 2.000 banyak sekali. Setelah dihitung ada Rp 156.000.
Tidak sampai 4 jam berdiri dan menengadahkan tangan di perempatan akses bandara, Umar bisa meraup ratusan ribu. Biasanya, pengemis ini beroperasi mulai pukul 10.00 sampai 17.00.
Hal yang sama dilakukan pengemis dan pengamen lain di akses utama Bandara Juanda.
Rata-rata dalam sehari, mereka bisa membawa pulang minimal Rp 200.000. Bahkan jika saat Sabtu-Minggu atau Senin pagi, uang yang dihasilkan cukup dengan berekspresi melas lebih banyak.
Manajer Aviation Security Bandara Juanda, Letkol Sukirman, juga tak menyangka kalau di balik tas kecil itu banyak lembaran uang. Ada yang sudah ditukar lembaran 10.000 dan 50.000.
"Kami akan tindak jika lan kali mengemis lagi di akses utama bandara," tandasnya.
0 Komentar