SemuaTentangIslam.ID - Belum tau apa Motif Brigadir Petrus Bakus memutilasi kedua anak kandungnya. Yang jelas, Kasus Brigadir Petrus menyita perhatian publik karna seorang oknum polisi begitu tega melakukan perbuatan keji terhadap kedua anak kandungnya.
Hal yang tidak bisa di lupakan oleh Windri istri dari Brigadir Petrus Bakus adalah perkataan sang suami, saat itu Brigadir Petrus berdiri di samping ranjang sembari membawa parang yang berlumuran darah.
“Mereka Baik, mereka mengerti, mereka pasrah. Maafkan Papa, ya, Dik.” Ucapan Petrus Bakus, anggota Kepolisian Resor Melawi, Kalimantan Barat, pada Jumat dinihari, 26 Februari 2016.
Berdasarkan cerita Windri kepada penyidik Kepolisian Resor Melawi sebagaimana dilansir Tempo, Petros yang sudah uring-uringan selama sepekan terakhir telah memutilasi dua anaknya: Febian, 5 tahun, dan Amora, 3 tahun. Windri mengaku sempat melihat jenazah dua anaknya di kamar mereka.
Windri kabur. Ia berlari ke rumah Kepala Satuan Intelijen dan Keamanan Polres Melawi Brigadir Sukardi, tetangga rumahnya yang berada di asrama Polres. Windri lantas diamankan Sukardi, yang segera mengunci rumahnya. Sukardi melihat Petros keluar rumah menuju tempat persembunyian Windri. Petros kemudian duduk di teras rumah Sukardi. “Sudah saya bersihkan, Bang,” kata Sukardi. “Saya menyerahkan diri.”
Suara rebut-ribut dari peristiwa tersebut membuat Kepala Kepolisian Sektor Manukung Ajun Komisaris Sofyan mendatangi lokasi kejadian. Sofyan bersama Kepala Satuan Intelijen Keamanan Polres Melawi segera membawa Petros ke Polres Melawi. Sedangkan Windri untuk sementara dibawa ke kediaman Kepala Polres Melawi.
Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Barat Brigadir Jenderal Arief Sulistyanto menuturkan tengah menuju Polres Melawi, yang diperkirakan memerlukan waktu sekitar tujuh jam perjalanan dari Kota Pontianak, ibu kota Provinsi Kalimantan Barat.
“Saya akan sampaikan langsung kepada istri korban, ucapkan belasungkawa, dan memproses kasus ini. Pelaku tengah diperiksa intensif. Untuk sementara didalami dulu oleh kepolisian,” ucap Arief.
Komentar Kapolri Jenderal Badrodin Haiti
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengaku bahwa anggota anggota Satintelkam Polres Melawi Brigadir Petrus Bakus, yang membunuh anaknya, memiliki kelainan sejak kecil.
Dia pun mengaku bahwa pelaku lolos dari deteksi sehingga bisa menjadi anggota Polri. “Memang pelaku memiliki ganguan sejak kecil, lolos dari deteksi polisi ketika masuk,” kata Kapolri Jenderal Badrodin Haiti di Mabes Polri, Jumat (26/2).
Anggota Polres Melawi, Kalimantan Barat, Brigadir Petrus Bakus memutilasi dua anak kandungnya. Istrinya menyebut Petrus kerap kerasukan. Sementara Polda Kalbar menduga, Petrus mengidap penyakit mental schizophrenia. Bagaimana sebetulnya tes kejiwaan di kepolisian?
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti seabgaimana dilansir detik, menjelaskan, dalam proses rekrutmen anggota memang ada tes kejiwaan. Namun itu tidak bisa mencakup keseluruhan aspek. Khusus untuk Petrus, masih perlu pendalaman.
“Selama ini dilakukan tes kejiwaan, dia (Petrus) bukan sakit jiwa, dia kesurupan,” kata Badrodin di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jaksel, Jumat (26/2/2016).
Saat ditanya apakah ada upaya deteksi yang dilakukan seperti atasan mengawasi bawahan, Kapolri menegaskan tak semua aspek bisa dideteksi.
“Kalau nggak ada tanda-tandanya, bagaimana bisa mengetahui. Karena dia itu mungkin saat tertentu saja, saat ada masalah, bisa saja terjadi seperti itu. Jadi tidak selamanya bisa dideteksi perilaku seperti itu, tapi mungkin keluarganya itu tahu, paham, tapi kan kedinasan belum tentu bisa mengetahui seperti itu,” urainya.
Silahkan di Share , semoga menjadi kebaikan bagi Anda
0 Komentar