uka mendalam dan tangisan histeris terdengar di rumah duka Theresia Walong, warga Kampung Kloanglogat, Kelurahan Wolomarang, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, sejak Minggu (5/4/2015) sore hingga Senin (6/4/2015) siang.
Duka tersebut sungguh terasa di rumah semi permanen milik Theresia yang siang itu, Senin (6/4/2015) dipenuhi anggota keluarga yang datang melayat dan meratapi kematian Agustinus Plewan (20) alias Agus alias Ansa yang tewas karena ditabrak dalam peristiwa laka lantas di Waidoko, Kelurahan Wolomarang atau tepatnya di Jalan Trans Utara, Maumere-Magepanda, Minggu (5/4/2015) sore.
Sore itu, Agus yang menggunakan sepeda motor Honda Revo tanpa nomor polisi ingin mencari salib untuk dipasang di kuburan neneknya yang meninggal dunia karena ditabrak pengendara sepeda motor di Jalan Trans Utara, Desa Reroroja, Kecamatan Magepanda, Sabtu (28/3/2015) sore.
Ilustrasi salib
Sore itu juga sebelum mencari salib di tempat pembuatan salib di Waidoko, Agus sempat bercanda dengan istrinya, Maria Goreti alias Ningsi di rumah orangtuanya.
Malah Sabtu (4/4/2015) malam Frans sempat memeluk istrinya dan mencium perut sang istri yang tengah hamil 9 bulan dan menunggu kelahiran anak keduanya.Namun firasat tidak tampak pada wajah Ningsi. Ia malah tak menyangka sikap suaminya yang bercanda dan mencium perutnya rupanya adalah pelukan terakhir dia dan suaminya.
Ningsi, yang ditemui Pos Kupang (Tribunnews.com Network) di rumah duka, Senin (5/4/2015) siang, tidak percaya dan tak menyangka canda dan cium sang suami di perutnya adalah pesan terakhir yang sungguh menyedihkan di tengah ia sedang menunggu kelahiran anak kedua mereka.
"Dia sempat peluk saya Sabtu (4/4/2015) malam tapi saya sempat bilang jangan peluk saya karena saya bisa sesak nafas karena sedang hamil 9 bulan dan tinggal menunggu kelahiran sang bayi," ujar Ningsi, yang terus meneteskan airmata dan menyaksikan suaminya terbaring kaku di dalam peti jenazah.
"Tetapi ia malah mencium perut saya lalu ada membisikkan kata-kata bagi sang bayi. Tetapi apa yang ia bicara saya tidak tahu. Saya juga tidak punya mimpi dan firasat malam itu. Selanjutnya, pada hari Minggu (5/4/2015) siang saya masih sempat bersama-sama dengan dia," katanya.
"Setelah kami bangun tidur masih sempat bercanda lalu ia pamit mau ambil salib agar dipasang di kuburan nenek yang meninggal dunia karena laka lantas," ujar Ningsi, yang terus meneteskan airmata dan menyaksikan suaminya terbaring kaku di dalam peti jenazah."(*)
Sumber : http://www.tribunnews.com/regional/2015/04/07/agus-sempat-cium-perut-istrinya-yang-hamil-sebelum-tewas-kecelakaan?page=2
0 Komentar